Jakarta - Wakil Ketua DPRD DKI Mohammaf Taufik mengkritik pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang mengatakan kalau bir itu bermanfaat dan tidak berbahaya.
Menurut politisi Partai Gerindra itu, memang tidak terlalu penting persoalan bir bermanfaat atau tidaknya. Namun, dalam perspektif agama Islam kalau bir atau yang memiliki kadar alkohol itu haram hukumnya walau setetes.
"Jangankan bir, alkohol itu gak bisa dirubah haram menurut agama Islam. Haram ya tetep haram, bukan soal manfaat, itu kan ngeles. Jadi agama gak bisa dituker dengan apapun," kata Taufik di Jakarta, Jumat (10/4/2015).
Ia mengatakan, yang menjadi permasalahan itu bukan lantaran Pemerintah Provinsi DKI memiliki saham di PT Delta Djakarta yang telah berdiri sejak tahun 1970 pada era Gubernur Ali Sadikin. Tetapi, pernyataan Ahok yang terkesan menghalalkan alkohol.
"Jadi bukan mempersoalkan sahamnya tapi haramnya bir itu yang tidak bisa dituker, itu tidak ada toleransi loh. Kalau hukum agama tidak ada toleransi," ujarnya.
Maka dari itu, kata Taufik, pihaknya bakal melakukan kajian lagi atas kepemilikan saham Pemprov DKI di PT Delta Djakarta, apakah dengan adanya saham disitu berpengaruh dengan pendapatan asli daerah (PAD) atau tidak.
"Saya belum kaji itu, mungkin kita akan kaji lagi. Signifikan atau tidak untuk PAD," tandasnya.
Untuk diketahui, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menegaskan tidak akan melepas sahak DKI kepada PT Delta Djakarta meskipun dapat pertentangan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Menurut Ahok, tidak ada yang salah dari produksi dan penjualan bir serta minuman beralkohol. Selain itu, PT Delta Djakarta merupakan BUMD sehat yang memberi banyak pendapatan asli daerah (PAD) kepada DKI.
Kami punya saham, lanjut saja. Bir salahnya di mana sih? Ada nggak orang mati karena minum bir? Orang mati kan karena minum oplosan cap topi miring-lah, atau minum spiritus campur air kelapa. Saya kasih tahu, kalau kamu susah kencing, disuruh minum bir, lho, katanya.
"Jangankan bir, alkohol itu gak bisa dirubah haram menurut agama Islam. Haram ya tetep haram, bukan soal manfaat, itu kan ngeles. Jadi agama gak bisa dituker dengan apapun," kata Taufik di Jakarta, Jumat (10/4/2015).
Ia mengatakan, yang menjadi permasalahan itu bukan lantaran Pemerintah Provinsi DKI memiliki saham di PT Delta Djakarta yang telah berdiri sejak tahun 1970 pada era Gubernur Ali Sadikin. Tetapi, pernyataan Ahok yang terkesan menghalalkan alkohol.
"Jadi bukan mempersoalkan sahamnya tapi haramnya bir itu yang tidak bisa dituker, itu tidak ada toleransi loh. Kalau hukum agama tidak ada toleransi," ujarnya.
Maka dari itu, kata Taufik, pihaknya bakal melakukan kajian lagi atas kepemilikan saham Pemprov DKI di PT Delta Djakarta, apakah dengan adanya saham disitu berpengaruh dengan pendapatan asli daerah (PAD) atau tidak.
"Saya belum kaji itu, mungkin kita akan kaji lagi. Signifikan atau tidak untuk PAD," tandasnya.
Untuk diketahui, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menegaskan tidak akan melepas sahak DKI kepada PT Delta Djakarta meskipun dapat pertentangan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Menurut Ahok, tidak ada yang salah dari produksi dan penjualan bir serta minuman beralkohol. Selain itu, PT Delta Djakarta merupakan BUMD sehat yang memberi banyak pendapatan asli daerah (PAD) kepada DKI.
Kami punya saham, lanjut saja. Bir salahnya di mana sih? Ada nggak orang mati karena minum bir? Orang mati kan karena minum oplosan cap topi miring-lah, atau minum spiritus campur air kelapa. Saya kasih tahu, kalau kamu susah kencing, disuruh minum bir, lho, katanya.
sumber: inilah.com
0 Response to "#TanyaAhok || Taufik Kritik Ahok yang Halalkan Bir dan Alkohol"
Post a Comment