Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Jakarta - Ketua Umum Persaudaraan Luhur Betawi (PLB), Aditya Iskandar mengecam ucapan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat kunjungan ke PT Karya Anugerah Rumpin, Kecamatan Rumpin, Bogor, Jawa Barat.
"Ucapan Ahok telah mengandung penistaan atas etnis asli Jakarta yaitu masyarakat betawi dan melanggar UU Nomor 40 tahun 2008 pasal 4, pasal 15 serta pasal 16 tentang ras dan etnis," katanya Keterangan persnya, Senin (30/3/2015).
Menurut dia, ucapan rasis Ahok dapat menimbulkan gesekan horizontal terhadap masyarakat dan merugikan banyak orang, terutama konflik masyarakat asli (betawi) dengan Tionghoa sebagai etnis Ahok.
"Ucapan Ahok sebagai gubernur tidak memberikan sikap teladan dan contoh yang baik di masyarakat," ujarnya.
Untuk itu, Aditya menuntut supaya Ahok segera dipecat secara tidak hormat sebagai Gubernur DKI karena telah melanggar etika, moral dan hukum atas ucapan rasis dan sikap kasarnya.
"Meminta Kepolisian RI untuk segera memeriksa Ahok atas ucapan rasisnya dan melakukan penahanan karena perilaku Ahok dapat menimbulkan potensi konflik di masyarakat," jelas dia.
Di samping itu, kata Aditya, pihaknya juga meminta kepada dinas sosial untuk segera menangkap Ahok agar tidak berkeliaran dan memeriksa kejiwaan Ahok.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), melakukan kunjungannya ke peternakan PT Karya Anugrah Rumpin (Kar), di Kabupaten Bogor, Jumat (27/3/2015).
Mantan Bupati Blitung Timur ini diminta beri nama sapi yang baru saja melahirkan, namun spontan Ahok menjawab USB (Untuk Sapi Betawi).
Sekadar diketahui, istilah "USB" sempat menjadi populer karena persitegangan antara Ahok dengan DPRD DKI Jakarta, terkait dugaan anggaran siluman pada APBD 2015.
Wakil Ketua DPRD, Abraham Lunggana (Haji Lulung) pernah salah mengatakan Uninteruptible Power Supply (UPS) yang dikatakannya menjadi USB (Universal Serial Bus).[hlm]
"Ucapan Ahok telah mengandung penistaan atas etnis asli Jakarta yaitu masyarakat betawi dan melanggar UU Nomor 40 tahun 2008 pasal 4, pasal 15 serta pasal 16 tentang ras dan etnis," katanya Keterangan persnya, Senin (30/3/2015).
Menurut dia, ucapan rasis Ahok dapat menimbulkan gesekan horizontal terhadap masyarakat dan merugikan banyak orang, terutama konflik masyarakat asli (betawi) dengan Tionghoa sebagai etnis Ahok.
"Ucapan Ahok sebagai gubernur tidak memberikan sikap teladan dan contoh yang baik di masyarakat," ujarnya.
Untuk itu, Aditya menuntut supaya Ahok segera dipecat secara tidak hormat sebagai Gubernur DKI karena telah melanggar etika, moral dan hukum atas ucapan rasis dan sikap kasarnya.
"Meminta Kepolisian RI untuk segera memeriksa Ahok atas ucapan rasisnya dan melakukan penahanan karena perilaku Ahok dapat menimbulkan potensi konflik di masyarakat," jelas dia.
Di samping itu, kata Aditya, pihaknya juga meminta kepada dinas sosial untuk segera menangkap Ahok agar tidak berkeliaran dan memeriksa kejiwaan Ahok.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), melakukan kunjungannya ke peternakan PT Karya Anugrah Rumpin (Kar), di Kabupaten Bogor, Jumat (27/3/2015).
Mantan Bupati Blitung Timur ini diminta beri nama sapi yang baru saja melahirkan, namun spontan Ahok menjawab USB (Untuk Sapi Betawi).
Sekadar diketahui, istilah "USB" sempat menjadi populer karena persitegangan antara Ahok dengan DPRD DKI Jakarta, terkait dugaan anggaran siluman pada APBD 2015.
Wakil Ketua DPRD, Abraham Lunggana (Haji Lulung) pernah salah mengatakan Uninteruptible Power Supply (UPS) yang dikatakannya menjadi USB (Universal Serial Bus).[hlm]
source: inilah.com
0 Response to "#TanyaAhok // Beri Nama Sapi Untuk Betawi, Ahok Dikecam"
Post a Comment