Jakarta - Posko Pemuda Revolusioner Jakarta (PRJ) dan Warga Jakarta Timur, Yeffta Bakarbessy menilai kinerja Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok belum terlihat selama menggantikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Gubernur DKI.
"Semenjak dilantik sebagai Wagub DKI 2012 dan menggantikan si Jokowi pada 2014, apa sih yang sudah dikerjakan Ahok untuk kemajuan Jakarta dan kesejahteraan warganya? Bisa dibilang tidak ada, janji-janjinya juga cuma pepesan kosong," katanya di Jakarta, Jumat (27/3/2015).
Ia mengatakan, selama memimpin ibukota Ahok kerjaannya hanya marah-marah dengan mengucapkan kata-kata yang kasar dan kotor sehingga tidak menunjukkan layaknya seorang pemimpin.
"Sebagai Gubernur DKI, Ahok tidak mencerminkan seorang pemimpin kepala daerah dimana gaya bicaranya bukan tegas, melainkan tidak tau etika dan tata krama sebagai orang Indonesia," ujarnya.
Sementara Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan mengatakan selama menjabat sebagai orang nomor satu di ibukota ini, Ahok kerjanya cuma bisa marah-marah sehingga belum terlihat apa yang dirasakan warga Jakarta.
"Kalau tidak ada kerjanya dan bisanya cuma 'bacot', maka warga bisa menggugat secara perdata. Lama-lama warga terlihat muak dengan Ahok berkoar-koar di media," kata dia.
Di samping itu, pakar hukum tata negara Irmanputra Sidin menjelaskan, Ahok telah melanggar aturan yang diatur dalam Ketetapan MPR Nomor 6 Tahun 2001 tentang etika kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Hakekatnya etika dan moral itu tercermin dalam Pancasila, UUD 1945, bhineka tunggal ika dan NKRI," jelas Irman.
Ia menambahkan, selain bermasalah dengan etika dan moral, Ahok juga dinilai melanggar Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (pengganti UU 32 Tahun 2004).
"Karena telah memberikan ruang kepada istri, saudara dan para pengikutnya untuk petantang-petenteng di Pemprov DKI menjadikan DKI ini sebagai perusahaan keluarganya yang dapat dikelola oleh konco-konconya saja," tandasnya.
"Semenjak dilantik sebagai Wagub DKI 2012 dan menggantikan si Jokowi pada 2014, apa sih yang sudah dikerjakan Ahok untuk kemajuan Jakarta dan kesejahteraan warganya? Bisa dibilang tidak ada, janji-janjinya juga cuma pepesan kosong," katanya di Jakarta, Jumat (27/3/2015).
Ia mengatakan, selama memimpin ibukota Ahok kerjaannya hanya marah-marah dengan mengucapkan kata-kata yang kasar dan kotor sehingga tidak menunjukkan layaknya seorang pemimpin.
"Sebagai Gubernur DKI, Ahok tidak mencerminkan seorang pemimpin kepala daerah dimana gaya bicaranya bukan tegas, melainkan tidak tau etika dan tata krama sebagai orang Indonesia," ujarnya.
Sementara Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan mengatakan selama menjabat sebagai orang nomor satu di ibukota ini, Ahok kerjanya cuma bisa marah-marah sehingga belum terlihat apa yang dirasakan warga Jakarta.
"Kalau tidak ada kerjanya dan bisanya cuma 'bacot', maka warga bisa menggugat secara perdata. Lama-lama warga terlihat muak dengan Ahok berkoar-koar di media," kata dia.
Di samping itu, pakar hukum tata negara Irmanputra Sidin menjelaskan, Ahok telah melanggar aturan yang diatur dalam Ketetapan MPR Nomor 6 Tahun 2001 tentang etika kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Hakekatnya etika dan moral itu tercermin dalam Pancasila, UUD 1945, bhineka tunggal ika dan NKRI," jelas Irman.
Ia menambahkan, selain bermasalah dengan etika dan moral, Ahok juga dinilai melanggar Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (pengganti UU 32 Tahun 2004).
"Karena telah memberikan ruang kepada istri, saudara dan para pengikutnya untuk petantang-petenteng di Pemprov DKI menjadikan DKI ini sebagai perusahaan keluarganya yang dapat dikelola oleh konco-konconya saja," tandasnya.
sumber: inilah.com
0 Response to "Kinerja Ahok Selama Gubernur DKI belum Terlihat"
Post a Comment